KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa karena atas karunia, taufiq dan hidayah-Nyalah sehingga makalah ini mampu penulis
laksanakan sebagaimana mestinya. Tak lupa pula penulis haturkan kepada semua
pihak yang telah mendukung dan memberikan bantuan baik materi maupun moril
selama penulisan ini dilaksanakan.
Penulisan makalah ini
merupakan tugas dari mata kuliah Manajemen Strategi pada Program Studi
Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar. Penulisan makalah
ini akan melakukan pengumpulan data dari buku-buku yang ada sebelumnya dan
hasil pencarian dari beberapa artikel yang ada pada internet untuk dijadikan
referensi dalam menyusun makalah ini.
Sebagai manusia, tentunya
penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki berbagai kelemahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, penulis akan sangat mengapresiasi bila ada kritik,
saran dan masukan konstruktif dari pihak manapun.
Makassar, 14 Februari 2017
Herman Saputra
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Menajemen Strategik dan
Pengambilan Keputusan
a)
Menajemen Strategik
Menajemen adalah suatu unsur
administrasiseperti unsur-unsur daministrasi yang lain, yakni : organisasi,
komunikasi, keuangan, kepegawaian, perbekalan, informasi, dan hubungan
masyarakat. Selain sebagai suatu unsur, menajemen merupakan inti dari suatu
informasi.
Manajemen strategis adalah seni dan ilmu
penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional
yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapai
sasarannya. Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi,
pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta
mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan
pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan
aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai
tujuan organisasi.
Manajemen strategis berbicara tentang gambaran besar.
Inti dari manajemen strategis adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber
dayanya, dan bagaimana sumber daya yang ada tersebut dapat digunakan secara
paling efektif untuk memenuhi tujuan strategis. Manajemen strategis saat ini
harus memberikan fondasi dasar atau pedoman untuk pengambilan keputusan dalam
organisasi. Ini adalah proses yang berkesinambungan dan terus-menerus. Rencana
strategis organisasi merupakan dokumen hidup yang selalu dikunjungi dan kembali
dikunjungi. Bahkan mungkin sampai perlu dianggap sebagaimana suatu cairan
karena sifatnya yang terus harus dimodifikasi. Seiring dengan adanya informasi
baru telah tersedia, dia harus digunakan untuk membuat penyesuaian dan revisi.
Organisasi tidak beroperasi didalam suatu kevakuman, tetapi
memberi pengaruh terhadap lingkungannya dan juga sebaliknya lingkungan memeri
pengaruh kepada organisasi lainnya bahkan dengan masyarakat secara umum. Pada
saat yang sama , organisasi dapat berfungsi sebagai alat dalam perubahan
sosial, bahkan dapat menghambat perubahan, baik yang berguna maupun berbahaya
Karena itu, setiap organisasi dihadapkan kepada dua jenis
lingkungan, yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal.Makin besar
suatu organisasi, makin kompleks pula bentuk, jenis, dan sifat interaksi yang
terjadi dalam menghadapi kedua jenis lingkungan tersebut. Salah satu implikasi
kompleksitas itu ialah proses pengambilan keputusan yang semakin sulit dan
rumit. Untuk ituah diperlukan menajemen puncak yang dapat berpikir strategis
dalam hal merumuskan strategi untuk menghadapi tantangan dimasa depan.
Tantangan utama yang akan dihadapi oleh menajemen puncak atau CEO dimasa depan
berkisar pada “menciptakan organisasi yang baik”.
Pertimbangan global praktis berdampak pada keputusan
strategis, batas-batas negara diabaikan. Untuk mengetahui dan menghargai dunia
dari perspektif orang lain telah menjadi masalah hidup atau mati untuk bisnis.
Dengan demikian perlu adanya kegiatan dalam pengambilan kepu
tusan yang disesuaikan antara kemampuan yang dimiliki
dengan lingkungan yang ada di sekitar sehingga perlunya adanya manajemen
strategi.
b)
Pengambilan Keputusan
Ø Arti Pengambilan Keputusan
Pengambil
adalah orang yang mengambil. Pengambilan diartikan sebagai suatu proses, cara,
perbuatan pengambil, pemungut, pengutipan. Jadi, pengambilan keputusan dapat
diartikan sebagai prose, cara atau perbuatan pengambil keputusan.Pengambilan
Keputusan,dalam kehidupan
sehari-hari kita sebenarnya adalah kehidupan yang selalu bergumul dengan
keputusan. Keputusan merupakan kesimpulan terbaik yang diperoleh setelah
mengevaluasi berbagai alternatif. Di dalam arti tersebut, terkandung unsur
situasi dasar, peluang munculnya situasi dasar, dan aktifitas pencapaian
keputusan. Lantas pertanyaannya, apakah setelah evaluasi alternatif serta merta
begitu saja hadir keputusan? Iya, secara rasional kesimpulan tersirat dalam
premis-premis sehingga hanya kepentingan perumusan saja. Walaupun berbagai
literatur yang memandang keputusan sebagai proses menampilkan tersurat kata
keputusan di dalam modelnya.
Setiap
proses pengambilan keputusan merupakan suatu system tindakan karena didalamnya
terdapat suatu komponen sebagai kerangka kerja. Menurut Atmosudirdjo (1970),
bahwa struktur dan system dari kerangka pengambilan keputusan bergantung pada :
·
Posisi orang yang berwenang,
berwajib, dan atau bertanggung jawab untuk mengambil keputusan
·
Problem atau masalah yang
dihadapi, dan harus ditangani atau dipecahkan
·
Situasi tempat si pengambil
keputusan dan problem itu berada
·
Kondisi si pengambil keputusan
·
Tujuan yang harus docapai oleh
pengambilan keputusan tersebut.
Ø
Dasar pengambilan keputusan
Terry (1960) mengemukakan dasar pengambilan keputusan
sebagai berikut :
·
Intuisi
yaitu keputusan diambil berdasarkan perasaan.‘Inner feelling’ yang
bersifat subjektif ini dapat terkena pengaruh, pilih kasih, dan faktor kejiwaan
lainnya.
·
Rasional
Pengambilan keputusan berdasarkan rasional ini memiliki beberapa
kelebihan antara lain :
-
Kejelasan masalah
-
Orientasi tujuan
-
Pengetahuan alternative
-
Preferensi yang jelas
-
Hasil maksimal
·
Fakta
·
Pengalaman
·
Wewenang
Ø Hakikat Pengambilan Keputusan
Sesungguhnya kehidupan
manusia sehari-hari selalu bergemul dengam keputusan-keputusan.Tidak ada
waktuyang berlalu tanpa ada keputusan.Sebagian besar waktu manusia termasuk
yang berfubgsi sebagai menejr atau pimpinan, dicurahkan pada penyelesaian
masalah yang dihadapi dan mengambil keputusan sebagai tanda penyelesaian
masalah tersebut. Keputusan yang diambil merupakan pilihan dari berbagai
alternative yang tersedia dengan
berbagai resiko. Hal ini berarti bahwa, pada hakikatnya pengambilan keputusan adalah untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi dengan sekaligus mencegah timbulnya msalah baru dalam
organisasi.
Ø Pentingnya Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan
mempunyaiarti penting bagi maju mundurnya suatu organisasi, bahkan masyarakat
sekalipun. Karena masa depan suatu organisasi atau masyarakat, banyak
ditentuakan oleh pengambilan keputusan
yang dilakukan sekarang ini.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Tanggung jawab
Dewan Komisaris Perusahaan dan Manajemen Puncak dalam Pengambilan Keputusan ?
2. Bagaimana peranan
dewan komisaris dan menejemen puncak sebagai pengambil keputusan dalam suatu
perusahaan ?
3. Bagaimana cara
perumusan strategis ?
C. Tujuan
1. Mengetahui peran dan
tugas Dewan Komisaris Perusahaan dan Manajemen Puncak.
2. Mengetahui peranan
dewan komisaris dan manajemen puncak sebagai pengambil keputusan dalam suatu
perusahaan.
3. Dapat mengetahui cara
untuk perumusan strategis.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Dewan Komisaris Perusahaan
Pada
dekade belakangan ini para pemegang saham dan berbagai kelompok yang
berkepentingan (stakeholder) mempunyai pertanyaan serius
mengenai peran dewan komisaris dalam proses mengelola perusahaan.Penelitian
yang dilakukan oleh National Assosiation of Corporate
Directors, misalnya, mengungkapkan hampir separuh pemegang saham
dalam jajak pendapat, percaya bahwa para direktur akan mengabaikan
kepentingan pemegang saham dalam pertimbangan melakukan merger,sementara
beberapa yang lain juga mengkhawatirkan berkurangnya pengetahuan para anggota
diluar dewan, keterlibatan, dan antusiasme untuk menyediakan petunjuk
kepada manajemen puncak.
1.
Tanggung Jawab Dewan
Hukum
dan standar yang menetapkan tanggung jawab dewan komisaris
berbeda-beda dari satu negara dengan negara lainnya. Di Amerika Serikat
tidak ada standar dan hukum federal yang menetapkan kewajiban
direktur. Syarat-syarat khusus untuk direktur sangat beragam tergantung
negara tempat aturan perusahaan dikeluarkan. Dari wawancara yang dilakukan
terhadap 200 direktur dari delapan negara (Kanada, Perancis, Jerman, Finlandia, Swiss, Belanda, Inggris
dan Venezuela) mengungkapkan lima perjanjian utama tanggung jawab
dewan komisaris ,didaftar urut dari yang paling penting :
·
Menentukan strategi perusahaan, seluruh
arah, misi atau visi
·
Suksesi-memilih dan memberhentikan CEO dan manajen
puncak
·
Mengendalikan, memonitor atau mengawasi manajemen
puncak
·
Meninjau dan menyetujui penggunaan sumber daya
·
Memperhatikan kepentingan pemegang saham
Selain itu, banyak juga
Negara-negara didunia yang kini menganut asas bahwa tanggung jawab utama para
komisaris adalah (wheelen & Hunger, 2008) :
·
Menginisiasi dan menentukan, komisaris dapat menentukan moisi perusahaan dan
menyatakan pilihan strategi pada menajemen.
·
Merekrut dan memberhentikan menejemen puncak.
·
Mengontrol, memonitor.
·
Meninjau dan menyetujui penggunaan sumber daya.
·
Memerhatikan kepentingan pemegang saham.
2.
Peran Dewan dalam Manajemen Strategis
Dalam
manajemen strategis,dewan komisaris dapat melakukannya dengan menyelesaikan
tiga tugas dasar:
·
Memonitor
Dengan
melakukan tindakan melalui komite,dewan dapat terus mengikuti perkembangan
diluar dan di dalam perusahaan.Dengan demikian manajemen dapat memberikan
perhatian pada pengembangan perusahaan yang mungkin terlupakan. Selain itu, dewan harus
selalu melihat perkembangan atau progress yang terjadi atas rencana strategis
perusahaan .bila perlu ia mendorong terjadinya percepatan untuk hal-hal itu.
·
Mengevaluasi dan
mempengaruhi
Dewan
dapat memeriksa proposal,keputusan dan tindakan manajemen;setuju atau tidak
setuju dengan mereka,memberikan nasehat dan saran, atau menyampaikan tindakan dari berbagaialternative.
·
Memulai dan Menetapkan
Dewan
dapat menggambarkan misi perusahaan dan menetapkan pilihan-pilihan strategis
kepada manajemen.
3. Keanggotaan Dewan
Pada sebagian perusahaan, anggota dewan komisarisnya
adalah pihak-pihak yang memiliki hubungan dekat dengan pemegang saham.Pihak
pihak seperti ini sering disebut dengan komisaris internal.Karena salah satu
perannya adalah untuk menjaga kepentingan pemegang saham, tentulah pertimbangan
ini dapat dimengerti.Namun demikian, bila perusahaan itu sudah menjadi public,
dimana yang menjadi pemegang saham sudah sangat beragam, umumnya banyak Negara
yang mewajibkan dipilih juga anggota komisaris eksternal.Amerika Serikat
misalnya, mewajibkan perusahaan-perusahaan publiknya memiliki komisaris
eksternal yang competen dan independen yang jumlahnya lebih besar dari
komisaris internal.Komisaris ini berasal dari lingkungan dekat pemegang saham
dan tidak punya hubungan apa-apa dengan perusahaan-perusahaan yang ada dalam
lingkup internal organisasi.Jadi pada perusahaan public, komisarisnya terdiri
atas komisaris internal dan eksternal.Sedangkan yang belum perusahaan public,
umumnya lazim memilih dewan komisarisnya hanya komisaris internal. Biasanya
yang menjadi komisaris eksternal adalah para direktur yang sudah memasuki
pension, akademisi, konsultan, mantan pejabat pemerintah, banker, dsb.
4.
Teori Kunci : Aplikasi Agency
Theory untuk Penyelenggaraan Perusahaan
Adanya pandangan perlunya
anggota komisaris eksternal tidak lepas dari konsep yang bernama Agency theory (teori agensi), yakni
bahwa seringkali masalah muncul di perusahaan karena menejemen puncak (sebagai
agen) tidak mau bertanggung jawab atas keputusan mereka kecuali mereka memiliki
jumlah saham yang cukup banyak disebuah perusahaan.Artinya, dewan komisaris
membutuhkan “orang luar”untuk menjamin agar menejemen puncak terhindar dari
tindakan mementingkan diri sendiriyang merugikan pemegang saham.Misalnya, mereka
sengaja memilih tindakan atau strategi yang kurang beresiko hanya karena mau
mengamankan posisinya. Orang luar dan tidak memiliki keterkaitan apa-apa dengan perusahaan
diasumsikan objektif dan kritis pada
aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan. Dengan demikian, ia bisa lebih baik
menilai kinerja menejemen puncak. Banyak penelitian yang menunjukkan perusahaan
dengan komisaris eksternal ini, kinerja perusahaannya menjadi lebih baikdan
kecurangan-kecurangan semakin kecil
B.
Manajemen Puncak
CEO perusahaan biasanya
melakukan fungsi manajemen puncak dalam bentuk koordinasi dengan COO atau
presiden, wakil presiden eksekutif, dan wakil presiden divisi dan fungsi.
1.
Tanggung Jawab Manajemen Puncak
Manajemen puncak
bertanggung jawab kepada dewan komisaris untuk keseluruhan manajemen
perusahaan. Tugas CEO adalah menyelesaikan persoalan-persoalan dengan dan
melalui berbagai hal, untuk mencapai tujuan perusahaan.
CEO secara khusus harus dapat
menangani 3 tanggung jawab penting :
·
Memenuhi Peran
Utama
a) Tokoh kepemimpinan : Bertindak
sebagai pemimpin legal dan simbolis dan melakukan kewajiban sosial, tugas-tugas
seremonial, dan legal.
b) Pemimpin : Memotivasi, mengembangkan, dan memberi
petunjuk kepada bawahan.
c) Penghubung : Memelihara kontak jaringan dan sumber-sumber
informasi denganorang-orang penting dalam lingkungan kerja.
d) Monitor : Mencari dan
mendapatkan informasi yang diperlukan untuk memahami perusahaan dan
lingkungannya.
e) Penyebar : Meneruskan informasi untuk tim manajemen
puncak lainnya dan orang-orang penting lainnya dalam perusahaan.
f) Juru bicara : Meneruskan
informasi kepada kelompok-kelompok utama dan orang-orang dalam lingkungan
kerja.
g) Wirausahawan : Meneliti
proyek-proyek perusahaan dan lingkungannya untuk memperbaiki produk, proses,
prosedur, dan struktur.
h) Penangan Gangguan : Melakukan tindakan perbaikan pada
saat terjadi masalah atau krisis.
i)
Pengalokasi sumber daya : mengalokasikan sumber daya perusahaan dengan
membuat dan atau menyetujui keputusan.
j)
Negosiator : Mewakili perusahaan dalam negosiasi perjanjian penting.
Kepemimpinan
eksekutif penting karena berpengaruh terhadap perusahaan secara keseluruhan.
Orang-orang dalam organisasi perlu memiliki visi untuk menentukan apa yang akan
mereka lakukan kedepan. Dalam hal ini hanya manajemen puncak yang akan
menetapkan visi dan misi kepada semua tenaga kerja.
Karakteristik dasar yang perlu
dimiliki seorang CEO adalah :
a)
Menetapkan tujuan utama perusahaan.
b)
Memberikan peran bagi yang lain untuk berpihak dan mengikuti. CEO menjadi
teladan dalam perilaku dan pakaian.
c)
Mengkomunikasikan standar
kinerja yang tinggi tetapi juga menunjukkan kepercayaan terhadap kemempuan
pengikutnya untuk memenuhi standar tersebut.
·
Mengelola Proses Perencanaan
Strategis
Manajemen puncak
harus menetapkan misi perusahaan, menggambarkan tujuan perusahaan, dan
merumuskan strategi dan tujuan perusahaan yang tepat. Untuk menyelesaikan
tugas-tugas tersebut, manajemen puncak harus menggunakan informasi yang disediakan
oleh 3 kelompok kunci dalam perusahaan, yaitu :
a)
Staf perencanaan strategis
Terdiri
dari sedikit orang, dipimpin oleh seorang wakil presiden senior atau direktur
perncanaan perusahaan.Staf perencanaan strategis perlu meonitor lingkungan eksternal
dan internal perusahaan, kemudian memberika usulan kepada manajemen puncak
tentang kemungkinan perubahan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan.
b)
Manajer divisional atau SBU
Manajer
SBU akan mengajukan proposal untuk pertimbangan manajemen puncak dan atau
merespon permintaan proposal oleh kantor pusat.
c)
Manajer departemen fungsional
Manajer
departemen fungsional melaporkan secara lengsung kepada manajer divisional
dalam perusahaan multidivisi atau kepada manajemen puncak, jika perusahaan
tidak memiliki divisi.
2.
Karakteristik Tugas-Tugas Manajemen Puncak
·
Tugas yang sedikit, tapi
berlangsung terus menerus.
Walaupun seorang manajer
jarang bekerja dengan tugas ini sepanjang hari, tetapi tanggung jawab mereka
selalu ada.
·
Tugas membutuhkan kapabilitas
dan temperamen.
Beberapa tugas memerlukan
kemampuan untuk menganalisis dan menimbang-menimbang secara
hati-hati bebagai alternatif tindakan.
3.
Cara Perumusan Strategis
Berdasarkan penelitiannya
terhadap pimpinan eksekutif , H. Mintzberg mengemukakan bahwa misi, tujuan dan
strategi perusahaan sangat berpengaruh terhadap persepsi manajemen puncak.
Persepsi tersebut menentukan pendekatan atau cara yang digunakan oleh CEO dan
staffnya dalam perumusan strategi. Menurut Mintzberg ada 3 cara dasar dalam
perumusan strategi, yaitu:
·
Cara Wirausaha
Satu individu yang sangat
hebat merumuskan strategi.Fokusnya pada kesempatan, dan masalah adalah nomor
dua.Strategi dikendalikan oleh arahan visi pendirinya sendiri dan ditunjukkan
secara menyeluruh dengan keputusan-keputusan yang tegas.Sasaran dan dominannya
adalah pertumbuhan perusahaan.
·
Cara Adaptif
Strategi ini kadang-kadang
disebut “mengatasi, “ dan cara ini bercirikan pemecahan yang bersifat reaktif
dalam menghadapi masalah yang ada daripada mencari kesempatan-kesempatan baru.
Banyak persetujuan terjadi dengan memperhatikan prioritas tujuan. Strateginya
terfragmentasi dan dikembangkan untuk menjalankan perusahaan dalam
langkah-langkah inkremental ke depan. Cara ini biasanya dipakai di universitas,
rumah sakit besar, sejumlah besar agen pemerintah bahkan sejumlah perusahaan
besar juga menggunakan cara ini.
·
Cara Perencanaan
Perencanaan strategis meliputi;
pencarian kesempatan-kesempatan baru yang dilakukan secara proaktif dan
pemecahan yang bersifat reaktif terhadap masalah yang ada. Analisis
komprehensif secara sistematik digunakan untuk mengembangkan strategi-strategi
yang menyatukan berbagai proses pengambilan keputusan perusahaan.
Dalam cara
wirausaha, manajemen puncak percaya bahwa lingkungan merupakan kekuatan yang
dapat digunakan dan dikendalikan. Dalam cara adaptif, manajemen menganggap
bahwa lingkungan terlalu kompleks untuk dimengerti sepenuhnya. Dalam cara
perencanaan, manajemen berasumsi bahwa pengamatan dan analisis sistematik
terhadap lingkungan dapat memberikan pengetahuan yang diperlukan untuk
mempengaruhi lingkungan bagi keuntungan perusahaan. Penggunaan cara perencanaan
khusus mencerminkan persepsi manajemen puncak terhadap lingkungan perusahaan.
Penggolongan manajemen puncak perusahaan menurut tiga cara
perencanaan tersebut, memberikan pemahaman tentang bagaimana dan mengapa
keputusan-keputusan penting dibuat. Keputusan-keputusan tersebut perlu dilihat
dari sudut pandang misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan, untuk
mengetahui cara apa yang paling cocok.
Dalam beberapa hal, perusahaan
menggunakan pendekatan yang disebut inkrementalisme logik (logical
incrementalism), yang merupakan perpaduan dari cara perencanaan, adaptif dan
sedikit perluasan cara wirausaha. Menurut J.B. Quinn, manajemen
sebaiknyamempunyai ide yang layak dan jelas mengenai misi dan tujuan
perusahaan, tetapi dalam pengembangan strateginya, memilih untuk menggunakan
“proses interaktif dimana organisasi melihat masa yang akan datang, melakukan
eksperimen, dan belajar dari sebagian (inkremental) komitmen daripada melalui
perumusan global dari keseluruhan strategi”. Pendekatan tersebut akan menjadi
lebih berguna ketika lingkungan berubah secara cepat, dan sebelum melakukan
strategi khusus untuk perusahaan secara keseluruhan, perusahaan perlu membuat
konsensus serta mengembangkan sumber daya yang diperlukan.
4. Pentingnya Keahlian
Konseptual dalam Manajemen Strategis
Diperlukan bauran
keahlian manajerial untuk menyeimbangkan prioritas-prioritas yang kelihatannya
bertentangan. Robert L. Katz menyatakan bahwa efektivitas manajemen tergantung
pada ketepatan bauran tiga keahlian dasar, yaitu;
·
Keahlian teknis berkaitan dengan apa yang dilakukan dan bekerja dengan
sesuatu; terdiri dari kemampuan untuk menggunakan teknologi untuk menyelesaikan
tugas-tugas organisasional.
·
Keahlian manusia berkaitan dengan bagaimana sesuatu dilakukan dan bekerja
dengan orang; terdiri dari kemampuan untuk bekerja dengan orang lain untuk
mencapai sasaran.
·
Keahlian konseptual berkaitan dengan mengapa sesuatu dilakukan dan cara
pandang orang terhadap organisasi secara keseluruhan; terdiri dari kemampuan
untuk memahami kompleksitas perusahaan karena kompleksitas itu dipengaruhi dan
mempengaruhi lingkungan.
5.
Pemeriksaan Strategis
Membantu Pengambilan Keputusan Strategis
Pemeriksaan strategis adalah bentuk pemeriksaan
manajemen yang melihat perusahaan dalam perspektif luas dan menyediakan
penilaian komprehensif terhadap situasi strategis perusahaan. Pemeriksaan
strategis meliputi aspek-aspek utama proses manajemen strategis dan
menempatkannya dalam kerangka kerja pengambilan keputusan yang terdiri dari 8
langkah-langkah yang saling berhubungan;
·
Evaluasi hasil kinerja perusahaan saat ini dalam hal (a) tingkat
pengembalian investasi, profitabilitas, dan sebagainya, dan (b) misi, tujuan,
strategi dan kebijakan saat ini;
·
Pemeriksaan dan
evaluasi terhadap manajer strategis perusahaan, yaitu dewan komisaris dan
manajemen puncak;
·
Pengamatan
lingkungan eksternal untuk mencari faktor-faktor strategis yang merupakan
kesempatan dan ancaman;
·
Pengamatan lingkungan internal
perusahaan untuk menentukan faktor-faktor strategis yaitu kekuatan dan
kelemahan;
·
Menganalisis faktor-faktor strategis (SWOT) untuk (a) menunjukkan dengan
tepat masalah yang ada, dan (b) meninjau dan merevisi misi dan tujuan jika
diperlukan;
·
Membuat, mengevaluasi dan
menyeleksi strategi alternatif terbaik berdasarkan analisis yang dilakukan pada
langkah 5;
·
Mengimplementasikan strategi yang dipilih dengan membuat program, anggaran,
dan prosedur; dan
·
Mengevaluasi strategi yang
diimplementasi dengan menggunakan sistem umpan balik, dan mengendalikan
berbagai aktivitas untuk memastikan penyimpangan minimal dari yang mereka
rencanakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum
dan standar yang menetapkan tanggung jawab dewan komisaris
berbeda-beda dari satu negara dengan negara lainnya. Dari wawancara yang
dilakukan terhadap 200 direktur daridelapa nnegara (Kanada, Perancis, Jerman, Finlandia,
Swiss,
Belanda, Inggris dan Venezuela) mengungkapkan lima perjanjian utama
tanggung jawab dewan komisaris ,didaftar urut dari yang paling penting :
·
Menentukan strategi perusahaan, seluruh
arah, misi atau visi
·
Suksesi-memilih dan memberhentikan CEO dan manajen
puncak
·
Mengendalikan, memonitor atau mengawasi manajemen
puncak
·
Meninjau dan menyetujui penggunaan sumber daya
·
Memperhatikan kepentingan pemegang saham
Manajemen puncak bertanggung
jawab kepada dewan komisaris untuk keseluruhan manajemen perusahaan. Tugas CEO adalah
menyelesaikan persoalan-persoalan dengan dan melalui berbagai hal, untuk
mencapai tujuan perusahaan.
Manajemen puncak
dalam pengambilan keputusan melihat dari keahlian yang dimiliki seorang
manajemen dalam pengambilan keputusan diantaranya yaitu keahlian teknis,
keahlian terhadap manusia, dan keahlian personal. Sedangkan dewan komisaris
dalam pengambilan keputusan memeriksa penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan
direksi dalam melakukan tugasnya kemudian barulah seorang dewan komisaris
mengambil keputusan.
Menurut Mintzberg ada 3 cara dasar dalam perumusan strategi, yaitu:
·
Cara Wirausaha
Satu individu yang sangat
hebat merumuskan strategi.Fokusnya pada kesempatan, dan masalah adalah nomor
dua.Strategi dikendalikan oleh arahan visi pendirinya sendiri dan ditunjukkan
secara menyeluruh dengan keputusan-keputusan yang tegas.Sasaran dan dominannya
adalah pertumbuhan perusahaan.
·
Cara Adaptif
Strategi ini kadang-kadang
disebut “mengatasi, “ dan cara ini bercirikan pemecahan yang bersifat reaktif
dalam menghadapi masalah yang ada daripada mencari kesempatan-kesempatan baru.
Banyak persetujuan terjadi dengan memperhatikan prioritas tujuan. Strateginya
terfragmentasi dan dikembangkan untuk menjalankan perusahaan dalam
langkah-langkah inkremental ke depan. Cara ini biasanya dipakai di universitas,
rumah sakit besar, sejumlah besar agen pemerintah bahkan sejumlah perusahaan
besar juga menggunakan cara ini.
·
Cara Perencanaan
Perencanaan strategis
meliputi; pencarian kesempatan-kesempatan baru yang dilakukan secara proaktif
dan pemecahan yang bersifat reaktif terhadap masalah yang ada. Analisis
komprehensif secara sistematik digunakan untuk mengembangkan strategi-strategi
yang menyatukan berbagai proses pengambilan keputusan perusahaan.
B.
Saran
Tidak ada keraguan dalam benak setiap orang bahwa manajer strategis adalah
penting.Mereka dapat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap seluruh
perusahaan melalui nilai dan visi mereka. Manajer puncak harus menggunakan cara
perumusan strategi yang tepat (pengusaha, adaptif, atau perencanaan) dan
mempunyai bauran keahlian teknis, manusia, dan konseptual untuk memimpin
perusahaan. Pemeriksaan strategis, dengan menyediakan daftar untuk manajer dan
analis, adalah salah satu cara untuk mengimplementasikan proses pengambilan
keputusan yang sangat perlu untuk manajemen strategis yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M. Taufik. 2011. Manajemen
Strategik: Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers
http://adenursalim95.blogspot.co.id/2016/10/makalah-tentang-pengambil-keputusan.html?m=1http://dachaaceh.blogspot.co.id/2011/05/strategic-management-1.htmlhttp://www.matahari.co.id/about/index/dewan-komisaris
Mahtika, Hanafie. 2007. Pengambilan
Keputusan Stratejik. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar
No comments:
Post a Comment