Sunday, February 19, 2017

Pengambilan Keputusan Strategis : Manajer Strategis dan Pemeriksaan Strategis

KATA PENGANTAR


          Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia, taufiq dan hidayah-Nyalah sehingga makalah ini mampu penulis laksanakan sebagaimana mestinya. Tak lupa pula penulis haturkan kepada semua pihak yang telah mendukung dan memberikan bantuan baik materi maupun moril selama penulisan ini dilaksanakan.
          Penulisan makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Manajemen Strategi pada Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar. Penulisan makalah ini akan melakukan pengumpulan data dari buku-buku yang ada sebelumnya dan hasil pencarian dari beberapa artikel yang ada pada internet untuk dijadikan referensi dalam menyusun makalah ini.
          Sebagai manusia, tentunya penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki berbagai kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis akan sangat mengapresiasi bila ada kritik, saran dan masukan konstruktif dari pihak manapun.

                                                                                                Makassar,  14  Februari  2017

                                                                                                          Herman Saputra


BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Menajemen Strategik dan Pengambilan Keputusan

a)      Menajemen Strategik

Menajemen adalah suatu unsur administrasiseperti unsur-unsur daministrasi yang lain, yakni : organisasi, komunikasi, keuangan, kepegawaian, perbekalan, informasi, dan hubungan masyarakat. Selain sebagai suatu unsur, menajemen merupakan inti dari suatu informasi.
Manajemen strategis adalah seni dan ilmu  penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapai sasarannya. Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen strategis berbicara tentang gambaran besar. Inti dari manajemen strategis adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan bagaimana sumber daya yang ada tersebut dapat digunakan secara paling efektif untuk memenuhi tujuan strategis. Manajemen strategis saat ini harus memberikan fondasi dasar atau pedoman untuk pengambilan keputusan dalam organisasi. Ini adalah proses yang berkesinambungan dan terus-menerus. Rencana strategis organisasi merupakan dokumen hidup yang selalu dikunjungi dan kembali dikunjungi. Bahkan mungkin sampai perlu dianggap sebagaimana suatu cairan karena sifatnya yang terus harus dimodifikasi. Seiring dengan adanya informasi baru telah tersedia, dia harus digunakan untuk membuat penyesuaian dan revisi.
     Organisasi tidak beroperasi didalam suatu kevakuman, tetapi memberi pengaruh terhadap lingkungannya dan juga sebaliknya lingkungan memeri pengaruh kepada organisasi lainnya bahkan dengan masyarakat secara umum. Pada saat yang sama , organisasi dapat berfungsi sebagai alat dalam perubahan sosial, bahkan dapat menghambat perubahan, baik yang berguna maupun berbahaya
     Karena itu, setiap organisasi dihadapkan kepada dua jenis lingkungan, yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal.Makin besar suatu organisasi, makin kompleks pula bentuk, jenis, dan sifat interaksi yang terjadi dalam menghadapi kedua jenis lingkungan tersebut. Salah satu implikasi kompleksitas itu ialah proses pengambilan keputusan yang semakin sulit dan rumit. Untuk ituah diperlukan menajemen puncak yang dapat berpikir strategis dalam hal merumuskan strategi untuk menghadapi tantangan dimasa depan. Tantangan utama yang akan dihadapi oleh menajemen puncak atau CEO dimasa depan berkisar pada “menciptakan organisasi yang baik”.
Pertimbangan global praktis berdampak pada keputusan strategis, batas-batas negara diabaikan. Untuk mengetahui dan menghargai dunia dari perspektif orang lain telah menjadi masalah hidup atau mati untuk bisnis. Dengan demikian perlu adanya kegiatan dalam pengambilan kepu
tusan yang disesuaikan antara kemampuan yang dimiliki dengan lingkungan yang ada di sekitar sehingga perlunya adanya manajemen strategi.

b)      Pengambilan Keputusan

Ø  Arti Pengambilan Keputusan

Pengambil adalah orang yang mengambil. Pengambilan diartikan sebagai suatu proses, cara, perbuatan pengambil, pemungut, pengutipan. Jadi, pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai prose, cara atau perbuatan pengambil keputusan.Pengambilan Keputusan,dalam kehidupan sehari-hari kita sebenarnya adalah kehidupan yang selalu bergumul dengan keputusan. Keputusan merupakan kesimpulan terbaik yang diperoleh setelah mengevaluasi berbagai alternatif. Di dalam arti tersebut, terkandung unsur situasi dasar, peluang munculnya situasi dasar, dan aktifitas pencapaian keputusan. Lantas pertanyaannya, apakah setelah evaluasi alternatif serta merta begitu saja hadir keputusan? Iya, secara rasional kesimpulan tersirat dalam premis-premis sehingga hanya kepentingan perumusan saja. Walaupun berbagai literatur yang memandang keputusan sebagai proses menampilkan tersurat kata keputusan di dalam modelnya.
Setiap proses pengambilan keputusan merupakan suatu system tindakan karena didalamnya terdapat suatu komponen sebagai kerangka kerja. Menurut Atmosudirdjo (1970), bahwa struktur dan system dari kerangka pengambilan keputusan bergantung pada :
·         Posisi orang yang berwenang, berwajib, dan atau bertanggung jawab untuk mengambil keputusan
·         Problem atau masalah yang dihadapi, dan harus ditangani atau dipecahkan
·         Situasi tempat si pengambil keputusan dan problem itu berada
·         Kondisi si pengambil keputusan
·         Tujuan yang harus docapai oleh pengambilan keputusan tersebut.

Ø  Dasar pengambilan keputusan

            Terry (1960) mengemukakan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :
·         Intuisi
yaitu keputusan diambil berdasarkan perasaan.‘Inner feelling’ yang bersifat subjektif ini dapat terkena pengaruh, pilih kasih, dan faktor kejiwaan lainnya.
·         Rasional
Pengambilan keputusan berdasarkan rasional ini memiliki beberapa kelebihan antara lain :
-          Kejelasan masalah
-          Orientasi tujuan
-          Pengetahuan alternative
-          Preferensi yang jelas
-          Hasil maksimal
·         Fakta
·         Pengalaman
·         Wewenang

Ø  Hakikat Pengambilan Keputusan

Sesungguhnya kehidupan manusia sehari-hari selalu bergemul dengam keputusan-keputusan.Tidak ada waktuyang berlalu tanpa ada keputusan.Sebagian besar waktu manusia termasuk yang berfubgsi sebagai menejr atau pimpinan, dicurahkan pada penyelesaian masalah yang dihadapi dan mengambil keputusan sebagai tanda penyelesaian masalah tersebut. Keputusan yang diambil merupakan pilihan dari berbagai alternative  yang tersedia dengan berbagai resiko. Hal ini berarti bahwa, pada hakikatnya  pengambilan keputusan adalah untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan sekaligus mencegah timbulnya msalah baru dalam organisasi.

Ø  Pentingnya Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan mempunyaiarti penting bagi maju mundurnya suatu organisasi, bahkan masyarakat sekalipun. Karena masa depan suatu organisasi atau masyarakat, banyak ditentuakan  oleh pengambilan keputusan yang dilakukan sekarang ini.

B.   Rumusan Masalah

1.   Bagaimana Tanggung jawab Dewan Komisaris Perusahaan dan Manajemen Puncak dalam Pengambilan Keputusan ?
2.  Bagaimana peranan dewan komisaris dan menejemen puncak sebagai pengambil keputusan dalam suatu perusahaan ?
3.      Bagaimana cara perumusan strategis ?

C. Tujuan

           
1.      Mengetahui peran dan tugas Dewan Komisaris Perusahaan dan Manajemen Puncak.
2.      Mengetahui peranan dewan komisaris dan manajemen puncak sebagai pengambil keputusan dalam suatu perusahaan.
3.      Dapat mengetahui cara untuk  perumusan strategis.


BAB II

PEMBAHASAN

A.      Dewan Komisaris Perusahaan

Pada dekade belakangan ini  para pemegang saham dan berbagai kelompok yang berkepentingan (stakeholder) mempunyai pertanyaan serius mengenai peran dewan komisaris dalam proses mengelola perusahaan.Penelitian yang dilakukan oleh National Assosiation of Corporate Directors, misalnya, mengungkapkan hampir separuh pemegang saham dalam jajak pendapat, percaya bahwa para direktur akan mengabaikan kepentingan pemegang saham dalam pertimbangan melakukan merger,sementara beberapa yang lain juga mengkhawatirkan berkurangnya pengetahuan para anggota diluar dewan, keterlibatan, dan antusiasme untuk menyediakan petunjuk kepada manajemen puncak.

1.          Tanggung Jawab Dewan

Hukum dan standar yang menetapkan tanggung jawab  dewan komisaris berbeda-beda dari satu negara dengan negara lainnya. Di Amerika Serikat tidak ada standar dan hukum federal yang menetapkan kewajiban direktur. Syarat-syarat khusus untuk direktur sangat beragam tergantung negara tempat aturan perusahaan dikeluarkan. Dari wawancara yang dilakukan terhadap 200 direktur dari delapan negara (Kanada, Perancis, Jerman, Finlandia, Swiss, Belanda, Inggris dan Venezuela)  mengungkapkan lima perjanjian utama tanggung jawab dewan komisaris ,didaftar urut dari yang paling penting :
·               Menentukan strategi perusahaan, seluruh arah, misi atau visi
·               Suksesi-memilih dan memberhentikan CEO dan manajen puncak
·               Mengendalikan, memonitor atau mengawasi manajemen puncak
·               Meninjau dan menyetujui penggunaan sumber daya
·               Memperhatikan kepentingan pemegang saham
             
Selain itu, banyak juga Negara-negara didunia yang kini menganut asas bahwa tanggung jawab utama para komisaris adalah (wheelen & Hunger, 2008) :
·               Menginisiasi dan menentukan, komisaris dapat menentukan moisi perusahaan dan menyatakan pilihan strategi pada menajemen.
·               Merekrut dan memberhentikan menejemen puncak.
·               Mengontrol, memonitor.
·               Meninjau dan menyetujui penggunaan sumber daya.
·               Memerhatikan kepentingan pemegang saham.

2.          Peran Dewan dalam Manajemen Strategis

Dalam manajemen strategis,dewan komisaris dapat melakukannya dengan menyelesaikan tiga tugas dasar:

·               Memonitor

Dengan melakukan tindakan melalui komite,dewan dapat terus mengikuti perkembangan diluar dan di dalam perusahaan.Dengan demikian manajemen dapat memberikan perhatian pada pengembangan perusahaan yang mungkin terlupakan. Selain itu, dewan harus selalu melihat perkembangan atau progress yang terjadi atas rencana strategis perusahaan .bila perlu ia mendorong terjadinya percepatan untuk hal-hal itu.

·               Mengevaluasi dan mempengaruhi
Dewan dapat memeriksa proposal,keputusan dan tindakan manajemen;setuju atau tidak setuju dengan mereka,memberikan nasehat dan saran, atau menyampaikan tindakan  dari berbagaialternative.

·            Memulai dan Menetapkan

Dewan dapat menggambarkan misi perusahaan dan menetapkan pilihan-pilihan strategis kepada manajemen.

3.       Keanggotaan Dewan

Pada sebagian perusahaan, anggota dewan komisarisnya adalah pihak-pihak yang memiliki hubungan dekat dengan pemegang saham.Pihak pihak seperti ini sering disebut dengan komisaris internal.Karena salah satu perannya adalah untuk menjaga kepentingan pemegang saham, tentulah pertimbangan ini dapat dimengerti.Namun demikian, bila perusahaan itu sudah menjadi public, dimana yang menjadi pemegang saham sudah sangat beragam, umumnya banyak Negara yang mewajibkan dipilih juga anggota komisaris eksternal.Amerika Serikat misalnya, mewajibkan perusahaan-perusahaan publiknya memiliki komisaris eksternal yang competen dan independen yang jumlahnya lebih besar dari komisaris internal.Komisaris ini berasal dari lingkungan dekat pemegang saham dan tidak punya hubungan apa-apa dengan perusahaan-perusahaan yang ada dalam lingkup internal organisasi.Jadi pada perusahaan public, komisarisnya terdiri atas komisaris internal dan eksternal.Sedangkan yang belum perusahaan public, umumnya lazim memilih dewan komisarisnya hanya komisaris internal. Biasanya yang menjadi komisaris eksternal adalah para direktur yang sudah memasuki pension, akademisi, konsultan, mantan pejabat pemerintah, banker, dsb.

 

4.      Teori Kunci : Aplikasi Agency Theory untuk Penyelenggaraan Perusahaan

Adanya pandangan perlunya anggota komisaris eksternal tidak lepas dari konsep yang bernama Agency theory (teori agensi), yakni bahwa seringkali masalah muncul di perusahaan karena menejemen puncak (sebagai agen) tidak mau bertanggung jawab atas keputusan mereka kecuali mereka memiliki jumlah saham yang cukup banyak disebuah perusahaan.Artinya, dewan komisaris membutuhkan “orang luar”untuk menjamin agar menejemen puncak terhindar dari tindakan mementingkan diri sendiriyang merugikan pemegang saham.Misalnya, mereka sengaja memilih tindakan atau strategi yang kurang beresiko hanya karena mau mengamankan posisinya. Orang luar dan tidak memiliki  keterkaitan apa-apa dengan perusahaan diasumsikan objektif dan kritis  pada aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan. Dengan demikian, ia bisa lebih baik menilai kinerja menejemen puncak. Banyak penelitian yang menunjukkan perusahaan dengan komisaris eksternal ini, kinerja perusahaannya menjadi lebih baikdan kecurangan-kecurangan semakin kecil

B.   Manajemen Puncak

CEO perusahaan biasanya melakukan fungsi manajemen puncak dalam bentuk koordinasi dengan COO atau presiden, wakil presiden eksekutif, dan wakil presiden divisi dan fungsi.

1.       Tanggung Jawab Manajemen Puncak

Manajemen puncak bertanggung jawab kepada dewan komisaris untuk keseluruhan manajemen perusahaan. Tugas CEO adalah menyelesaikan persoalan-persoalan dengan dan melalui berbagai hal, untuk mencapai tujuan perusahaan.
CEO secara khusus harus dapat menangani 3 tanggung jawab penting :

·         Memenuhi Peran Utama

a)      Tokoh kepemimpinan : Bertindak sebagai pemimpin legal dan simbolis dan melakukan kewajiban sosial, tugas-tugas seremonial, dan legal.
b)       Pemimpin : Memotivasi, mengembangkan, dan memberi petunjuk kepada bawahan.
c)       Penghubung : Memelihara kontak jaringan dan sumber-sumber informasi denganorang-orang penting dalam lingkungan kerja.
d)     Monitor : Mencari dan mendapatkan informasi yang diperlukan untuk memahami perusahaan dan lingkungannya.
e)       Penyebar : Meneruskan informasi untuk tim manajemen puncak lainnya dan orang-orang penting lainnya dalam perusahaan.
f)       Juru bicara : Meneruskan informasi kepada kelompok-kelompok utama dan orang-orang dalam lingkungan kerja.
g)      Wirausahawan : Meneliti proyek-proyek perusahaan dan lingkungannya untuk memperbaiki produk, proses, prosedur, dan struktur.
h)       Penangan Gangguan : Melakukan tindakan perbaikan pada saat terjadi masalah atau krisis.
i)        Pengalokasi sumber daya : mengalokasikan sumber daya perusahaan dengan membuat dan atau menyetujui keputusan.
j)        Negosiator : Mewakili perusahaan dalam negosiasi perjanjian penting.

Kepemimpinan eksekutif penting karena berpengaruh terhadap perusahaan secara keseluruhan. Orang-orang dalam organisasi perlu memiliki visi untuk menentukan apa yang akan mereka lakukan kedepan. Dalam hal ini hanya manajemen puncak yang akan menetapkan visi dan misi kepada semua tenaga kerja.
Karakteristik dasar yang perlu dimiliki seorang CEO adalah :
a)       Menetapkan tujuan utama perusahaan.
b)       Memberikan peran bagi yang lain untuk berpihak dan mengikuti. CEO menjadi teladan dalam perilaku dan pakaian.
c)        Mengkomunikasikan standar kinerja yang tinggi tetapi juga menunjukkan kepercayaan terhadap kemempuan pengikutnya untuk memenuhi standar tersebut.

·         Mengelola Proses Perencanaan Strategis

Manajemen puncak harus menetapkan misi perusahaan, menggambarkan tujuan perusahaan, dan merumuskan strategi dan tujuan perusahaan yang tepat. Untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut, manajemen puncak harus menggunakan informasi yang disediakan oleh 3 kelompok kunci dalam perusahaan, yaitu :
a)       Staf perencanaan strategis
        Terdiri dari sedikit orang, dipimpin oleh seorang wakil presiden senior atau direktur perncanaan perusahaan.Staf perencanaan strategis perlu meonitor lingkungan eksternal dan internal perusahaan, kemudian memberika usulan kepada manajemen puncak tentang kemungkinan perubahan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan.
b)       Manajer divisional atau SBU
        Manajer SBU akan mengajukan proposal untuk pertimbangan manajemen puncak dan atau merespon permintaan proposal oleh kantor pusat.
c)        Manajer departemen fungsional
        Manajer departemen fungsional melaporkan secara lengsung kepada manajer divisional dalam perusahaan multidivisi atau kepada manajemen puncak, jika perusahaan tidak memiliki divisi.

2.       Karakteristik Tugas-Tugas Manajemen Puncak

·         Tugas yang sedikit, tapi berlangsung terus menerus.

Walaupun seorang manajer jarang bekerja dengan tugas ini sepanjang hari, tetapi tanggung jawab mereka selalu ada.

·         Tugas membutuhkan kapabilitas dan temperamen.

Beberapa tugas memerlukan kemampuan untuk menganalisis  dan menimbang-menimbang secara hati-hati bebagai alternatif tindakan.

3.       Cara Perumusan Strategis

Berdasarkan penelitiannya terhadap pimpinan eksekutif , H. Mintzberg mengemukakan bahwa misi, tujuan dan strategi perusahaan sangat berpengaruh terhadap persepsi manajemen puncak. Persepsi tersebut menentukan pendekatan atau cara yang digunakan oleh CEO dan staffnya dalam perumusan strategi. Menurut Mintzberg ada 3 cara dasar dalam perumusan strategi, yaitu:

·         Cara Wirausaha

Satu individu yang sangat hebat merumuskan strategi.Fokusnya pada kesempatan, dan masalah adalah nomor dua.Strategi dikendalikan oleh arahan visi pendirinya sendiri dan ditunjukkan secara menyeluruh dengan keputusan-keputusan yang tegas.Sasaran dan dominannya adalah pertumbuhan perusahaan.

·         Cara Adaptif

Strategi ini kadang-kadang disebut “mengatasi, “ dan cara ini bercirikan pemecahan yang bersifat reaktif dalam menghadapi masalah yang ada daripada mencari kesempatan-kesempatan baru. Banyak persetujuan terjadi dengan memperhatikan prioritas tujuan. Strateginya terfragmentasi dan dikembangkan untuk menjalankan perusahaan dalam langkah-langkah inkremental ke depan. Cara ini biasanya dipakai di universitas, rumah sakit besar, sejumlah besar agen pemerintah bahkan sejumlah perusahaan besar juga menggunakan cara ini.

·         Cara Perencanaan

Perencanaan strategis meliputi; pencarian kesempatan-kesempatan baru yang dilakukan secara proaktif dan pemecahan yang bersifat reaktif terhadap masalah yang ada. Analisis komprehensif secara sistematik digunakan untuk mengembangkan strategi-strategi yang menyatukan berbagai proses pengambilan keputusan perusahaan.
                                                                                                                                                       
Dalam cara wirausaha, manajemen puncak percaya bahwa lingkungan merupakan kekuatan yang dapat digunakan dan dikendalikan. Dalam cara adaptif, manajemen menganggap bahwa lingkungan terlalu kompleks untuk dimengerti sepenuhnya. Dalam cara perencanaan, manajemen berasumsi bahwa pengamatan dan analisis sistematik terhadap lingkungan dapat memberikan pengetahuan yang diperlukan untuk mempengaruhi lingkungan bagi keuntungan perusahaan. Penggunaan cara perencanaan khusus mencerminkan persepsi manajemen puncak terhadap lingkungan perusahaan. Penggolongan manajemen puncak perusahaan menurut tiga  cara perencanaan tersebut, memberikan pemahaman tentang bagaimana dan mengapa keputusan-keputusan penting dibuat. Keputusan-keputusan tersebut perlu dilihat dari sudut pandang misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan, untuk mengetahui cara apa yang paling cocok.
Dalam beberapa hal, perusahaan menggunakan pendekatan yang disebut inkrementalisme logik (logical incrementalism), yang merupakan perpaduan dari cara perencanaan, adaptif dan sedikit perluasan cara wirausaha. Menurut J.B. Quinn, manajemen sebaiknyamempunyai ide yang layak dan jelas mengenai misi dan tujuan perusahaan, tetapi dalam pengembangan strateginya, memilih untuk menggunakan “proses interaktif dimana organisasi melihat masa yang akan datang, melakukan eksperimen, dan belajar dari sebagian (inkremental) komitmen daripada melalui perumusan global dari keseluruhan strategi”. Pendekatan tersebut akan menjadi lebih berguna ketika lingkungan berubah secara cepat, dan sebelum melakukan strategi khusus untuk perusahaan secara keseluruhan, perusahaan perlu membuat konsensus serta mengembangkan sumber daya yang diperlukan.

4.      Pentingnya Keahlian Konseptual dalam Manajemen Strategis

Diperlukan bauran keahlian manajerial untuk menyeimbangkan prioritas-prioritas yang kelihatannya bertentangan. Robert L. Katz menyatakan bahwa efektivitas manajemen tergantung pada ketepatan bauran tiga keahlian dasar, yaitu;
·         Keahlian teknis berkaitan dengan apa yang dilakukan dan bekerja dengan sesuatu; terdiri dari kemampuan untuk menggunakan teknologi untuk menyelesaikan tugas-tugas organisasional.
·         Keahlian manusia berkaitan dengan bagaimana sesuatu dilakukan dan bekerja dengan orang; terdiri dari kemampuan untuk bekerja dengan orang lain untuk mencapai sasaran.
·         Keahlian konseptual berkaitan dengan mengapa sesuatu dilakukan dan cara pandang orang terhadap organisasi secara keseluruhan; terdiri dari kemampuan untuk memahami kompleksitas perusahaan karena kompleksitas itu dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan.

5.      Pemeriksaan Strategis

Membantu Pengambilan Keputusan Strategis

Pemeriksaan strategis adalah bentuk pemeriksaan manajemen yang melihat perusahaan dalam perspektif luas dan menyediakan penilaian komprehensif terhadap situasi strategis perusahaan. Pemeriksaan strategis meliputi aspek-aspek utama proses manajemen strategis dan menempatkannya dalam kerangka kerja pengambilan keputusan yang terdiri dari 8 langkah-langkah yang saling berhubungan;
·         Evaluasi hasil kinerja perusahaan saat ini dalam hal (a) tingkat pengembalian investasi, profitabilitas, dan sebagainya, dan (b) misi, tujuan, strategi dan kebijakan saat ini;
·           Pemeriksaan dan evaluasi terhadap manajer strategis perusahaan, yaitu dewan komisaris dan manajemen puncak;
·           Pengamatan lingkungan eksternal untuk mencari faktor-faktor strategis yang merupakan kesempatan dan ancaman;
·          Pengamatan lingkungan internal perusahaan untuk menentukan faktor-faktor strategis yaitu kekuatan dan kelemahan;
·         Menganalisis faktor-faktor strategis (SWOT) untuk (a) menunjukkan dengan tepat masalah yang ada, dan (b) meninjau dan merevisi misi dan tujuan jika diperlukan;
·          Membuat, mengevaluasi dan menyeleksi strategi alternatif terbaik berdasarkan analisis yang dilakukan pada langkah 5;
·         Mengimplementasikan strategi yang dipilih dengan membuat program, anggaran, dan prosedur; dan
·          Mengevaluasi strategi yang diimplementasi dengan menggunakan sistem umpan balik, dan mengendalikan berbagai aktivitas untuk memastikan penyimpangan minimal dari yang mereka rencanakan.


BAB III

PENUTUP

A.   Kesimpulan

Hukum dan standar yang menetapkan tanggung jawab  dewan komisaris berbeda-beda dari satu negara dengan negara lainnya. Dari wawancara yang dilakukan terhadap 200 direktur daridelapa nnegara (Kanada, Perancis, Jerman, Finlandia, Swiss, Belanda, Inggris dan Venezuela)  mengungkapkan lima perjanjian utama tanggung jawab dewan komisaris ,didaftar urut dari yang paling penting :
·               Menentukan strategi perusahaan, seluruh arah, misi atau visi
·               Suksesi-memilih dan memberhentikan CEO dan manajen puncak
·               Mengendalikan, memonitor atau mengawasi manajemen puncak
·               Meninjau dan menyetujui penggunaan sumber daya
·               Memperhatikan kepentingan pemegang saham
Manajemen puncak bertanggung jawab kepada dewan komisaris untuk keseluruhan manajemen perusahaan. Tugas CEO adalah menyelesaikan persoalan-persoalan dengan dan melalui berbagai hal, untuk mencapai tujuan perusahaan.
     Manajemen puncak dalam pengambilan keputusan melihat dari keahlian yang dimiliki seorang manajemen dalam pengambilan keputusan diantaranya yaitu keahlian teknis, keahlian terhadap manusia, dan keahlian personal. Sedangkan dewan komisaris dalam pengambilan keputusan memeriksa penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan direksi dalam melakukan tugasnya kemudian barulah seorang dewan komisaris mengambil keputusan.
Menurut Mintzberg ada 3 cara dasar dalam perumusan strategi, yaitu:

·         Cara Wirausaha

Satu individu yang sangat hebat merumuskan strategi.Fokusnya pada kesempatan, dan masalah adalah nomor dua.Strategi dikendalikan oleh arahan visi pendirinya sendiri dan ditunjukkan secara menyeluruh dengan keputusan-keputusan yang tegas.Sasaran dan dominannya adalah pertumbuhan perusahaan.

·         Cara Adaptif

Strategi ini kadang-kadang disebut “mengatasi, “ dan cara ini bercirikan pemecahan yang bersifat reaktif dalam menghadapi masalah yang ada daripada mencari kesempatan-kesempatan baru. Banyak persetujuan terjadi dengan memperhatikan prioritas tujuan. Strateginya terfragmentasi dan dikembangkan untuk menjalankan perusahaan dalam langkah-langkah inkremental ke depan. Cara ini biasanya dipakai di universitas, rumah sakit besar, sejumlah besar agen pemerintah bahkan sejumlah perusahaan besar juga menggunakan cara ini.

·         Cara Perencanaan

Perencanaan strategis meliputi; pencarian kesempatan-kesempatan baru yang dilakukan secara proaktif dan pemecahan yang bersifat reaktif terhadap masalah yang ada. Analisis komprehensif secara sistematik digunakan untuk mengembangkan strategi-strategi yang menyatukan berbagai proses pengambilan keputusan perusahaan.

B.   Saran

Tidak ada keraguan dalam benak setiap orang bahwa manajer strategis adalah penting.Mereka dapat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap seluruh perusahaan melalui nilai dan visi mereka. Manajer puncak harus menggunakan cara perumusan strategi yang tepat (pengusaha, adaptif, atau perencanaan) dan mempunyai bauran keahlian teknis, manusia, dan konseptual untuk memimpin perusahaan. Pemeriksaan strategis, dengan menyediakan daftar untuk manajer dan analis, adalah salah satu cara untuk mengimplementasikan proses pengambilan keputusan yang sangat perlu untuk manajemen strategis yang efektif.




DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. Taufik. 2011. Manajemen Strategik: Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers

Mahtika, Hanafie. 2007. Pengambilan Keputusan Stratejik. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar

No comments:

Post a Comment